1.
Apa
yang dimaksud dengan Hipotesis? Jelaskan
Secara
bahasa hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo artinya sebelum dan
thesis artinya pernyataan atau pendapat. Secara istilah hipotesis
adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui
kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Karena
hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.
Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap
hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger,1973:18 dan Tuckman,1982:5)
Jadi
Hipotesis adalah
dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi
jawaban dari sebuah permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan
dalam bentuk variabel
agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari perkiraan
atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu prediksi,
karena prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis.
Hipotesis dapat diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga
mengetahui hasilnya. Salah satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo
ilmiah adalah hipotesis. Seorang ilmuan/ peneliti haruslah mempunyai kemampuan
untuk memprediksi suatu permasalahan. Mungkin anda sering mendengar mengenai
perkiraan cuaca, perkiraan iklim yang sering disiarkan di televise ataupun di
radio, di internet dan lain-lain. Itu dilakukan oleh para ahli meteorology,
mereka dapat memprediksi/ memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu daerah
pada suatu hari dengan cara melakukan observasi menggunakan pengetahuan yang
mereka miliki.
Maka
kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang
ilmuwan.
2.
Jelaskan
5 langkah prosedur dari uji hipotesis, beserta contoh!
Langkah-langkah
prosedur dari Uji Hipotesis
1.
Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis
statistic dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a.
Hipotesis
nol / nihil (HO)
Hipotesis
nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji.
Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
b.
Hipotesis
alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis
alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
· H1 menyatakan bahwa harga
parameter lebih besar dari pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu
disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah
kanan.
· H1 menyatakan bahwa harga
parameter lebih kecil dari pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu
disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah
kiri.
· H1 menyatakan bahwa harga
parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut
pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri
sekaligus
Secara umum, formulasi hipotesis
dapat di tuliskan :
Apabila hipotesis nol (H0)
diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak. Demikian
pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) di terima (benar)
maka hipotesis nol (H0) ditolak.
2.
Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf
nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di
gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di
uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran
yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu:
1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan
sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α
bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan
tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test)
atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α
yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi
yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t,
dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut
nilai kritis.
3.
Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria
Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak
hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan
bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau
arah pengujian.
a)
Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik
berada di luar nilai kritis.
b)
Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik
berada di luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria
pengujian seperti gambar di bawah ini:
4.
Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji
statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu
dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga
parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi.
Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di hitung
adalah statistik sampel (S).
5.
Membuat Kesimpulan
Pembuatan
kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai
uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a)
Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b)
Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
3.
Deskripsikan
mengenai Error Tipe I dan Tipe II!
a)
Error Tipe I
ð menolak
hipotesis yang benar (menolak hipotesis yang seharusnya diterima). Peluang
terjadinya Error tipe I dilambangkan dengan alpha. Nah, karena itu
muncul rumus:
1
- alpha = TINGKAT KEPERCAYAAN
Tingkat
kepercayaan di sini menandakan bahwa: peluang mengambil keputusan yang bebas
dari unsur Error tipe I.
b)
Error Tipe II
ð gagal
menolak hipotesis yang salah (menerima hipotesis yang seharusnya ditolak).
Peluang terjadinya Error tipe II dilambangkan dengan betha. Nah,
karena itu muncul rumus (mungkin jarang kita melihat rumus ini, tapi memang
sesungguhnya ini nyata dan eksis dalam pengujian statistik)
1
- betha = TINGKAT KEPERCAYAAN
Tingkat
kepercayaan di sini menandakan bahwa: peluang mengambil keputusan yang bebas
dari unsur Error tipe II.
4.
Klasifikasikan
test Statistik untuk uji hipotesis dan bagaimana mereka digunakan?
Pengujian
hipotesis ada tiga macam yaitu :
1. Uji
Dua Pihak ( Two Tail Test )
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis
nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi
“tidak sama dengan”
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇=𝜇0
Ha : 𝜇≠𝜇0
Kriteria Pengujian :
Jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙≤𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤+𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Maka H0 diterima dan Ha ditolak
2. Uji
satu pihak yaitu pihak kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila :
hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis
alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”.
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇0≥𝜇1
Ha : 𝜇0<𝜇1
Kriteria Pengujian :
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≥−𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Maka H0 diterima dan Ha ditolak
3. Uji
satu pihak yaitu pihak kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila :
hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis
alternatifnya berbunyi “lebih besar (>)”.
Hipotesis statistiknya :
H0 : 𝜇0≤𝜇1
Ha : 𝜇0>𝜇1
Kriteria Pengujian :
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤+𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5.
Jelaskan
perbedaan uji satu arah dan dua arah (satu sisi dan dua sisi) berikut dengan
kurvanya!
1.
Uji Hipotesis satu Arah
Adalah
bila hipotesis alternativena menyatakan adanya perbedaan dan ada pernyataan
yang mengatakan yang satu lebih tinggi atau rendah dari pada yang lain. Contoh:
· Terdapat
perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang
memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan
ganda.
· Ada
hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar
siswa
Kurva:
H0 : (µ1- µ2) =
µ0
H1
: (µ1- µ2) < µ0
H0 : (µ1- µ2) =
µ0
H1 : (µ1- µ2)
> µ0
2.
Uji Hipotesis dua Arah
Merupakan
hipotesis alternative yang hanya menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah hal
yang satu lebih tinggi atau rendah dari hal yang lain. Contoh:
· Ada
perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu
tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
· Ada
hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.
Kurva:
H0 : (µ1- µ2) =
µ0
H1
: (µ1- µ2) ≠ µ0
6.
Buatlah
langkah uji hipotesis untuk mean populasi dan proporsi
1.
Proporsi
a) langkah
uji hipotesis untuk proporsi
Rumusan
hipotesis
b) nilai
kritis: tentukan menggunakan tabel
c) nilai
hitung: hitung dengan rumus
d) keputusan
Hₒ ditolak jika nilai hitung absolut lebih besar dari pada tabel absolut.
e) Kesimpulan
2.
Mean Populasi
a) Hipotesis
b) nilai
Zkritis
c) nilai
Zuji
d) kesimpulan
7.
Jelaskan
apa itu p-value?
Probabilitas
(P value) adalah peluang munculnya kejadian. Besarnya peluang melakukan
kesalahan disebut taraf signifikansi (tingkat signifikansi), jadi taraf signifikansi
bisa dinyatakan dengan probabilitas (nilainya sama). Misal ada 100 kejadian
dengan probabilitas 5%, artinya bahwa peluang munculnya kesalahan akan terjadi
sebanyak 5 kali dalam 100 kejadian.
8.
terima kasih banget kak. sangat membantu buat tugas kuliah saya
BalasHapus